PENGERTIAN
SKELETAL (TULANG)
Rangka manusia tersusun dari tulang –tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan kartilago (tulang rawan).
Fungsi:
1. Menyokong struktur tubuh
2. Menjadi tempat melekatnya serat otot
3. Membentuk sel darah
4. Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor)
5. Melindungi organ dalam dari trauma.
RANGKA AKSIAL (AXIAL SKELETON)
Rangka aksial terdiri dari tulang-tulang dan bagian kartilago yang melindungi dan menyangga organ-organ kepala, leher, dan dada. Bagian rangka aksial meliputi tengkorak, tulang hiloid, osikel, auditori, kolumna vertebra, sternum dan tulang iga.
A. Tengkorak
tersusun dari 22 tulang: 8 tulang karnial dan 14 tulang fasial
1) Kranium membungkus dan melindungi otak
a. Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan langit-langit orbita (kantong mata).
1. Tulang frontal pada tahap kehidupan embrio terbentuk menjadi dua belahan yang pada masa kanak-kanak awal berfusi dengan penuh.
2. Tuberositas frontal adalah dua tonjolan yang berbeda ukuran dan biasanya lebih besar pada tengkorak muda.
3. Arkus supersiliar adalah dua lengkungan yang mencuat dan menyatu secara medial oleh suatu elevasi halus yang disebut glabela.
4. Tepi supraorbital yang terletak dibawah lengkungan supersiliar dan membentuk tepi orbita bagian atas. Foramen supraorbital (takik pada beberapa tengkorak) merupakan jalan masuk arteri dan saraf.
b. Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium.
1. Sutura sagital yang menyatukan tulang kiri dan kanan adalah sendi mati yang disatukan fibrokartilago.
2. Sutura koronal menyambung tulang parietal ke tulang frontal
3. Sutura lambdoidal menyambung tulang parietal ke tulang oksipital
c. Tulang oksipital membentuk bagian dasar dan bagian belakang kranium
1. Foramen magnum adalah pintu oval besar yang dikelilingi tulang oksipital. Foramen ini menghubungkan rongga kranial dengan rongga spinal.
2. Protuberans oksipital eksternal adalah suatu proyeksi yang mencuat diatas foramen magnum.
3. Kondilus oksipital adalah dua prosesus oval pada tulang oksipital yang dengan berartikulasi vertebra serviks pertama, atlas.
d. Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium. Setiap tulang temporal ireguler terdiri dari empat bagian.
1. Bagian skuamosa, bagian terbesar, merupakan lempeng pipih dan tipis yang membentuk pelipis. Prosesus zigomatikus menonjol dari bagian skuamosa pada setiap tulang temporal. Tonjolan tersebut bertemu dengan bagian temporal dari setiap tulang zigomatikus untuk membentuk arkus zigomatikus.
Gambar : sisi anterior tengkorak
Gambar : sisi lateral tulang tengkorak
2. Bagian petrous terletak di dalam dasar tengkorak dan tidak dapat dilihat dari samping. Bagian ini berisi stuktur telinga tengah dan telinga dalam.
3. Bagian mastoid terletak di belakang dan di bawah liang telinga. Prosesus mastoid adalah tonjolan membulat yang mudah teraba di belakang telinga
a. Pada orang dewasa prosesus mastoideus mengandung ruang-ruang udara, yang disebut sel-sel udara mastoid mastoid (sinus), dan dipisahkan dari otak oleh sekat tulang yang tipis.
b. Inflamasi pada sel udaara mastoid (mastoiditis) dapat terjadi akibat infeksi telinga tengah yang tidak diobati.
4. Bagian timpani terletak disisi inferiorbagian squamosa dan sisi anterior dari bagian mastoid. Timpani berisi saluran telinga (meatus auditori eksternal dan memiliki prosesus stiloid yang ramping untuk melekat pada ligamen stiloid.
e. Tulang etmoid adalah struktur penyangga penting dari rongga nasal dan berperan dalam pembentukan orbita mata.
Tulang ini terdiri dari empat bagian.
1. Lempeng plate kribriform membentuk sebagian langit-langit rongga nasal dan terperforasikan untuk jalur saraf olfaktori. Bagian kristal galli (disebut demikian karena kemiripannya dengan jengger ayam jantan) adalah prosesus halus triangular yang menonjol ke dalam rongga kranial di atas lempeng kribriformis dan berfungsi sebagai tempat pelekatan pelapis otak.
2. Lempeng perpendikular menonjol ke arah bawah di sudut kanan lempeng kribriform dan membentuk bagian septum nasal yang memisahkan dua rongga nasal.
3. Massa lateral mengandung sel-sel udara atau sinus etmoid tempat mensekresi mukus.
4. Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum, menonjol secara medial dan berfungsi untuk memperluas area permukaan rongga nasal. (Konka nasal inferior merupakan tulang tersendiri)
f. Tulang sfenoid berbentuk seperti kelelawar dengan sayap terbentang. Tulang ini membentuk dasar anterior kranium dan berartikulasi ke arah lateral dengan tulang temporal dan ke arah anterior dengan tulang etmoid dan tulang frontal
(1) Badan sfenoid memiliki suatu lekukan lekukan, sela turkisa atau “pelana Turki” yang menjadi tempat kelenjar hiposilis.
(2) Sayap besar dan sayap kecil menonjol kearah lateral dan badan tulang.
(3) prosesus pterigoid menonjol kearah inferior dari badan tulang dan membentuk dinding rongga masal.
G. osikel auditori tersusun dari maleus, inkus, dan stepes (tapal kuda).
H. tulang wormian adalah tulang kecil, yang jumblahnya bervariabel, dan terletak dalam sutura.
2. tulang – tulang wajah tidak bersentuhan dengan otak. Tulang tersebut di satukan sutura yang tidak dapat bergerak kecuali pada mandibula atau rahang bawah.
a. tulang – tulang nasal membentuk penyangga hidung dan berarti kulasi dengan septum nasal.
b. tulang – tulang palatum membentuk bagian – bagian posterior langit – langit mulut ( langit – langit keras), bagian tulang orbital, dan bagian rongga masal.
c. tulang – tulang zigomatik ( malar) membentuk tonjolan pada tulang pipi. Setiap prosesus temporal berartikulasi dengan prosesus nigomatikus pada tulang temporal.
d. tulang – tulang maksilar membentuk rahang atas
(1) prosesus alveolar mengandung sogot gigi bagian atas
(2) prosesus zigomatikus memanjang ke luar untuk bersatu dengan tepi infraorbital pada orbita. foremen intr aorbital menperforasi maksila di setiap sisi untuk mentransmisi saraf dan pembulu darah ke wajah.
(3) prosesus platinus membentuk bagian anterior pada langit – langit keras
(4) sinus maksilar yang kosong sampai ke rongga masal, merupakan bagian dari empat sinus paranasal.
e. tulang lakrimal berukuran kecil dan tipis, serta terletak di antara tulang etmoid dan maksila pada orbita. Tulang lakrima berisi suatu celah untuk lintasan duktus lakrima, yang mengalirkan air mata ke rongga nasal.
f. tulang vomer membentuk bagian tengah dari langit – langit keras di antara pelatum dan maksila, serta turut membentuk septum nasal.
g. konka nasal inferior ( turbinatum)
h. mandibula adalah tulang rahang bagian bawah
(1) bagian alveolar berisi soket gigi bawah
(2) rumus mandibular yang terletak di ke dua sisi rahang memiliki dua prosesus
(a) prosesus kondiloid berfungsi untuk artikulasi dengan tulang temporal pada fosa mandibular
(b) prosesus koronoid berfungsi sebagai tempat perlekatan otot temporal
3. tulang hyoid adalah tulang berbentuk tapal kuda yang unik karena tida berartikulasi dengan tulang lain. Tulang hiloid ini di topang oleh ligament dan otot dari prosesus stiloideus temporal.
4. sinus paranasal ( frontal, etmoidal, sfenoidal, dan maksilar) terdiri dari ruang – ruang udara dalam tulang tengkorak yang berhubungan dengan rongga nasai. Sinus tersebut berfungsi sebagai berikut :
a. untuk memperingan tulang – tulang kepala
b. untuk memberikan resonansi pada suara dan membantu dalam proses berbicara.
c. untuk memproduksi mukus yang mengalir ke rongga nasal dan membantu menghangatkan serta melembabkan udara yang masuk.
B. vertebra
1. kolumna vertebra menyangga berat tubuh dan melindungi medulla spenalis. Kolumna ini terdiri dari vertebra – vertebra yang di pisahkan diskus fibrokartilago intervertebral.
a. ada tujuh tulang vertebra serviks, 12 vertebra toraks. 5 vertebra lumbal dan 5 tulang vertebra saktum yang menyatu menjadi saktum dan tiga sampai lima tulang koksigeal yang menyatu menjadi tulang koksiks.
b. ke – 13 pasang saraf spinal keluar melalui foraminal ( foramen) intervertebralis di antara vertebra yang letaknya bersebelahan.
2. struktur khas vertebra
a. badan atau lengkung menyangga sebagian berat tubuh.
b. lengkung saraf ( vertebra) yang berbentuk dari dua pedikel dan lamina membungkus rongga sataf dan menjadi lintasa medulla spinalis.
c. sebuah prosesus spinosa menonjol dari lamina kearah posterior dan inferior untuk tempat perlekatan otot.
d. prosesus transversa menjorok ke arah lateral.
e. prosesus pengartikulasi inferior dan prosesus pengartikulasi superior menyangga faset untuk berartikulasi dengan vertebraatas dan vertebra bawah.
3. variasi regional pada karaktristik vertebra
a. semua vertebra serviks memiliki foramina tranversal untuk lintasan arteri vertebra. Vertebra serviks pertama dan kedua dimodifikasi untuk menyangga dan menggerakkan kepala.
(1) atlas adalah vertebra serviks pertama dan tidak memiliki badan .
(2) aksis adalah vertebra serviks kedua. Vertebra ini memiliki prosesus odontoid yang menonjol ke atas dan bersandar pada tulang atlas.
(3) vertebrata serviks ketujuh memiliki prosesus spinosa yang panjang sehingga dapat teraba dan terlihat pada pangkal leher. Oleh karena itu, vertebra ini
sering disebut sebagai vertebrata prominen
b .vertebrata toraks memiliki prosesus spinosa panjang, yang mengarah ke bawah, dan memiliki faset artikular pada prosesus transversus, yang digunakan umtuk artikulasi tulang iga.
c. vertebra lumbal merupakan vertebra terpanjang dan terkuat. Prosesus spinosanya pendek dan tebal, serta menonjol hampir searah garis horisontal.
d. sakrum adalah tulang triangular. Bagian dasar tulang ini berartikulasi dengan vertebra lumbal kelima.
1) Di arah lateral, banyak terdapat foramen (lubang) pada sakrum untuk lintasan arteri dan saraf
2) Tepi anterior bagian atas sakrum adalah promontorium sakrum, suatu tanda obstetrik yang dipakai sebagai petunjuk untuk menentukan ukuran pelvis.
e. koksiks (tulang ekor) menyatu dan berartikulasi dengan ujung sakrum, yang kemudian membentuk sendi dengan sedikit pergerakan. Pergerakan ini penting selama melahirkan untuk membentuk jalur keluar kepala janin.
4. lengkung pada kolumna vertebra
a. Lengkung primer yaitu konkaf/cembung (berbentuk C) terbentuk pada area toraks dan pelvis selama pertumbuhan janin.
b. Loengkung sekunder yaitu konveks/cekung terebntuk pada spina serviks setelah kelahiran saat bayi mulai mengangkat kepalanya, dan pada spina lumbal saat bayi mulai berdiri dan berjalan.
c. Lengkung abnormal
1) Skoliosis, yang dapat muncul selam masa pertumbuhan yang cepat (masa remaja), yaitu lengkungan lateral spina dengan rotasi pada vertebra.
2) Kifosis, yang merupakan kasus kongenital (bawaan lahir) atau akibat penyakit, merupakan lengkung posterior yang berlebihan pada bidang toraks: biasanya disebut punggung bungkuk
3) Lordosis (swayback) adalah lengkung anterior yang beerlebihan pada area lumbal.
5. gangguan pada vertebra
a. Diskus terherniasi (keluar)
1) Diskus intervertebral terletak diantara dua badan tulang vertebra yang berdekatan dan bertindak sebagai peredam stress diantara kedua tulang tresebut
2) Setiap diktus mengandung suatu massa sentral, nukleus pulposus, yang tersusun dari jaringan kartilago dan elastik yang diselimuti oleh oleh lapisan fibrokartilago bagian luar, anulus fibrosus. Anulus ini terdiri dari einein fibrosa konsentris yang menahan nukleus pulposustetap ditempatnya.
3) Sejalan dengan pertambahan usia, atau akibat cedera, anulus fibrosus kehilangan daya elastisitasnya sehingga nukleus pulposus dapat keluar dari tempatnya dan menekan medulla spinalis atau akar saraf, serta menimbulkan nyeri.
b. Spina bifida adalah suatu defek kongenital yang didalamnya dua lamina pada lengkungan vertebra gagal menyatu di garis tengah, sehingga menyebabkan jaringan pada medulla spinalis menonjol. Defek ini paling sering terjadi di area lumbal.
C. Tulang sternum dan iga
1. Sternum (tulang dada) terbentuk dalan 3 bagian: manubrinum atas, badan (gladiolus) dan prosesus sifoid.
a. Artikulasi manubrium dengan klavikula (tulang kolar) adalah pada insisura (takik) jugular (suprasternal), yang merupakan salah satu tanda khas tulang yang mudah dipalpasi. Dua takik kostal berartikulasi dengan kartilago kostal dari tulang iga 1 dan 2 ke arah lateral.
b. Badan tulang membentuk bagian utama sternum. Takik kostal lateral berartikulasi langsung dengan kartilago kostal tulang iga ke-6 sampai ke-10.
c. bagian inferior prosesus sifoid adalah jaringan kartilago.
2. Tulag iga. Ke-12 pasang tulang iga berartikulasi ke arah poseterior dengan faset tulang iga pada prosesusu transversa di vertebra toraks.
a. Tujuh pasang tulang yang pertama (1 sampai 7) adalah iga sejati dan berartikulasi dengan sternum di sisi anterior.
b. Tiga pasang kemudian (8 sampai 10) adalah iga semu. Tulang-tulang ini berartikulasi secara tidak langsung dengan sternum melalui penyatuan kartilago tulang tersebut dengan iga di atasnya dan kemudian menyatu dalam suatu persendian kartilago dengan kartilago kostal ke-7.
c. Tulang iga ke-11 dan ke-12adalah iga melayang yang tidak memiliki perlekatan di sisi anteriornya
d. Walaupun sebagian tulang iga memiliki karakteristik tersendiri. Semua tulang memiliki beberapa ciri umum yang sama.
1) Bagian kepala dan tumberkel berartikulasi dengan faset dan prosesus transversus dari vertebra
2) Bagian leher memiliki permukaan kasar yang berfungsi untuk perlekatan ligamen.
3) Bagian batang atau badan, dari tulang iga memiliki permukaan eksternal berbentuk konveks untuk perlekatan otot dan suatu lintasan kostal untuk mengakomodasi saraf dan pembuluh darah pada permukaan internal
4) Tulang iga mengandung sumsum tulang merah, demikian pula dengan sternum.
RANGKA APENDIKULAR
Rangka apendikular terdiri dari girdel pektoral (bahu), girdel pelvis, dan tulang lengan serta tungkai.
A. Setiap girdel pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan skapula-dan berfungsi untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi: tepivertebra (medial)yang panjang terletak pararel dengan kolumna vertebrata: tepi superior yang pendek melandai keujung bahu: tepi lateral (merupakan tepi ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal dari tepi vertebra dan melebar saat mendekati ujung bahu
b. Spina berakhir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan klavikula: bagian ini menggantung persendian bahu.
c. Prosesus koroid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dengan lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan pada persendian tepi superior dan lateral. Bagian ini mempertahankan letak kepala humerus (tulang lengan)
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara medial dengan manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks, atau melengkung ke depan
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau melengkung ke belakang
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pendekatan sebagian otot leher, toraks, punggung dan lengan.
B. Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang tangan.
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian leher anatomis, dan bagian batang yang memanjang ke arah distal.
a. Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak di ujung atas batang tulang dan memberikan tempat untuk pelekatan otot.
b. batang tulang di bawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang di sebut leher surgikal karena kecenderungan humerus untuk mengalami fraktur di area ini.
c. bagian tengah batang tulang ke bawah adalah tuberositas deltoid kasar yang berfungsi untuk tempat perlengkapan otot deltoid.
d. bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk ke dalam tonjolan epikondilus medial dan lateral tempat asal otot –otot lengan atas dan tangan. Saraf ulnar memenjang di belakang epikondilus medial dan responsive terhadap tiupan atau tekanan, sehingga mengakibatkan “ sensasi kesemutan pada tulang”.
e. permukaan artikuler tersusun dari kapitulum lateral (kepala kecil), yang menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea(pullet), tempat tulang ulna lengan bawah bergerak.
f. prosesus koronoid terletak di atas troklea pada permukaan anterior, sedang prosesus olekranom juga terletak di atas troklea, tetapi di permukaan posterior. Indentasi ini berfungsi untuk menerima bagian – bagian dari tulang lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.
2. tulang – tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan tulang radius disisi lateral ( sisi ibu jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat fleksibel, membrane interoseus.
a. ulna
(1) ujung proksimal ( ujung atas ) tulang ulna tampak seperti pilinan yang terurai. Bagian atas pilinan tersebut adalah prosesus elekranon, yang masuk dengan pas ke dalam fosa elekranon humerus saat lengan bawah berekstensi penuh. Bagian bawah pilinan adalah prosesus kolonoid,yang masuk dengan pas kedalam fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi penuh.Takik radial,yang terletak dibawah prosesus koronoid,mengakomudasi bagian kepala dari tulang radius.
(2) Ujuang distal (Bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang di sebut kepala. Bagian ini beratikulasi dengan prosesus ulnar tulang radius.Bagian kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
b. radius
(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berarti kulasi dengan kapitulum humerus dan takik radial tulang ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang radius tepat dibawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang berarti kulasi dengan tulang pergelangan tangan,sebuah takik ulnar pada permukaan medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid disisi lateral.
3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris,setiap baris berisi empat tulang.
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri dari tulang berikut ini :
(1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai perahu
(2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit
(3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut
(4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan bentuknya menyerupai kacang.
b. Brisan tulang karpal distal terdiri dari :
(1) Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena permukaannya yang banyak
(2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga
(3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan besar
(4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.
4. Tangan (metacarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.
a. Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang metacarpal pertama pada ibu jari.
b. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan. Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilin yang berartikualsi dengan sebuah tulang falang, atau tulang jari, kepala tulang metacarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan.
5. Tulang-tulang jari disebut phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut tulang falang.
a. Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial, dan falang distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal, dan medial
C. Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang panggul (disebut juga oksa kaksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan sacrum.
1) Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah poros pemegang serta dua baling-baling.
a. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum, yang menerima kepala femur, atau tulang paha, di persendian panggul.
b. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Kristal iliaka tebal yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
1. Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini menjadi tempat pelekatan otot dan ligament.
2. Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior.
3. Dibawah spina iliaka posterior inferior, tepi posterior tulang ilium membentuk lekukan yang dalam disebut takik skiatik besar.
c. Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas. Tepi medialnya turut membentuk takik skiatik besar.
1. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligamen dari sacrum.
2. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
3. Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang menyongkong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot paha posterior.
4. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping yang memanjang kea rah depandan ke atas untuk menyatu dengan ramus pubis inferior, yang memanjang ke bawah dari tulang pubis.
d. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul. Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang ramus pubis superior dan inferor.
1. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan pasangannya dari sisi lain di garis tengah simfisis pubis.
2. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan tulang pubis dibawah simfisis.
3. Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus isikal, ramus pubis inferior, dan ramus pubis superior. Foramen ini merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi dengan membrane obturator.
2. Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin
a. Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan, maka sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan, yang diameternya lebih lebar dan lebih lapang dibandingkan pelvis laki-laki, yang memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
b. Pengukuran pelvis menunjukkan berbagai variasi; sebenarnya, ada banyak variasi bentuk dan ukuran pelvis di antara sesame perempuan, dan juga antara perempuan dan laki-laki.
3. Hubungan anatomis pelvis
a. Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua ilia dan konkavitasnya, serta dengan dua sayap pada dasarsakrum.
b. Pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sacrum dan koksiks, serta ilium, pubis, dan iskium pada kedua sisinya.
(1) Pembatas pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut brim pelvis. Dimeter rongga pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan.
(2) Diameter dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rim bawah simfisis pubis, dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
(3) Saat lahir, ilium, iskium,dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan kartilago, terurat dan mulai terpisah, iskiumdan pubis mulai mengeras menjadi jaringan tulang yang menyatu pada usia 7 sampai 8 tahun; osifikasi total dari semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25 tahun.
D. Tangkai bawah, Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah tungkai.
1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan terberat dari semua tulang pada rangka tubuh (Gambar 7-14)
a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk artikulasi dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi, fovea kapitis, untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala tulang agar tetap di tempatnya dan membawah pembuluh darah ke kepala tersebut.
(1) Femur tidak berada pada garis vetrikel tubuh. Kepala femur masuk dengan pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian femur, dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa terhalang pelvis saat bergerak.
(2) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat) karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
b. Di bawah bagian kepala yang terus adalah bagian leher yang tebal yang terus memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan posterior tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
c. Ujung atas batang memliki dua prosesus yang menonjol trokanter besar dan trokanter kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian panggul.
d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja linea aspera yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral
1. Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan fosa Interkondilar yang terletak diantara keduanya. Area triangular di atas fosa interkondilar disebut permukaan popliteal.
2. Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat diantara kledua kondilus adalah permukaan patelar, yang berbentuk konkaf untuk menerima patela (tempurung lutut)
2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral
a. tibia adalah tulang medial yang besar : tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian kaki.
1. Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral, yang berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
2. Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial dan lateral (meniskus), barada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular.
3. Tonjolan interkondilar terletak diantara dua kondilus.
4. Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibula, yang menerima bagian kepala fibula.
5. Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligamen patela, menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
6. Krista Tibial (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah.
7. Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan kaki. Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan kaki.
b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh. Panjangnya proporsional, dan tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot pada tungkai.
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah kondilus lateral tulang tibia.
2. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia, dan memanjang ke arah leteral menjadi maleolus lateral, yang seperti maleolus tibia lateral, dapat di raba di pergelangan kaki.
3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam tiga rangkaian. Tulang Tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi berukuran lebih besar : tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal tangan, dan falang pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan.
a. Ada tujuh tulang tarsal
1. Tulang Talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan maleolus lateral fibula untuk membentuk persendian pergelangan kaki. Oleh karena itu, bagian ini menopang seluruh berat tungkai, yang tersebar setengah kebawah ke arah tumit dan setengah lagi kedepan pada tulang – tulang pembentuk lengkung kaki.
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang talus menjadi tulang tumit. Tulang ini menopang talus dan meredam goncangan saat tumit menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan talus dan permukaan arterior berbentuk konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
4. Ketriga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor dari sisi medial ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama, kedua, dan ketiga. Masing – masing tulang berartikulasi dengan tulang tarsal bernomor sama: tulang kunieform ketiga juga berartikulasi denga tulang tarsal ketujuh, yaitu tulang kuboid. Tulang kuneiform ini berbentuk arkus transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal keempat dan kelima: di sisi posterior, tulang ini berartikulasi dengan kalkaneus.
b. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang metatarsal yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian dasar batang, dan bagian kepala.
1. Tulang – tulang metatarsal dikenali dengan urutan nomor danri satu sampai lima, mulai dari sisi medial ibu jari kaki.
2. Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya berartikulasi degan falang.
3. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki.
4. Bagian kepala metatarsal pertama memiliki dua tulang sesamoid yang melekat pada permukaan platarnya.
c. Ke-14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya falang jari tangan, tersusun dalam barisan proksimal, medial, dan distal. Ibu jari kaki hanya memiliki falang proksimal dan distal.
PERSENDIAN
A. Klasifikasi umum persendian. Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang – tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan yang berhubungan dengan persendian tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).
B. Klasifikasi struktural persendian
1. Persendian Fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago.
3. Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya.
C. Klasifikasi fungsional persendian
1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang – tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dimanakan sinostosis.
2. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis antara tulang – tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan vertebra yang berdekatan.
b. Sindesmosis terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat – serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibula.
c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.
3. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi sinovial (berasal dari kata yunani yang berarti “ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.
a. Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada sendi.
1. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul sendi dan memberikan stabilitas.
2. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui envaginasi kapsul.
b. Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang melapisi keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
1. Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat), protein, dan lemak.
2. Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang cidera atau terinfeksi.
3. Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
a. Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau untuk meredam goncangan
b. Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago
4. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.
D. Klasifikasi persendian synovial didasarkan pada bentuk permukaan yang berartikulasi.
1. Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Sendi ini yang dikenal sebagaisendi traksial atau multiaksial, memungkinkan rentang gerak yang lebih besar, menuju ketiga arah. Contoh sendi sferoidal adalah sendi panggul serta sendi bahu.
2. Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial. Contohnya adalah persendian pada lutut dan siku.
3. Sendi kisar (pifot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan pas ke dalam cekungan tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah. Sendi ini merupakan sendi uniaksial yang memungkinkan terjadinya berotasi di sekitaar prosesus odontoid aksis, dan persendian antara bagian kepala proksimal tulang radius dan ulna.
4. Persendian Kondiloid terdiri dari sebuah kondilus oval suatu tulang yang masuk dengan pas kedalam rongga berbentuk elips di tulang kedua. Sendi ini merupakan sendi blaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contohnya adalah sendi antara tulang radius dan tulang karpal serta sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas.
5. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konveks pada sisi lainnya: sehingga tulang tersebut akan masuk dengan pas kedalam permukaan tulang kedua yang berbentuk konveks dan konkafnya berada pada sisi berlawanan, seperti dua pelana yang saling menyatu. Persendian ini adalah sendi kondiloid yang termodifikasi sehingga memungkinkan gerakan yang sama. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metacarpal pada ibu jari.
6. Sendi Peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang yang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang terhadap tulang lainnya. Sedikit gerakan ke segala arah mungkin terjadi dalam batas prosesus atau ligamen yang membungkus persendian. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksial: misalnya, persendian intervertebra, dan persendian antar tulang-tulang karpal dan tulang-tulang tarsal.
E. Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.
1. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan), menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk torso kea rah samping.
a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan (meninggikan bagian dorsal kaki)
b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki
2. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua bagian tubuh.
a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.
b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea rah belakang.
3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan “tidak”.
a. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap ke depan.
6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
7. Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai menghadap ke dalam atau kea rah medial.
8. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
9. Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.
10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11. Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).
12. Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat membuka mulut.
F. Gangguan pada persendian
1. Terkilir. Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin melukai ligamen atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat berputar dengan tiba-tiba atau tubrukan pada sendi. Terkilit jarang terjadi pada lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan kaki. Terkilir adalah cedera ringan yang tidak menyebabkan rupture jaringan.
2. Dislokasi. Dislokasi, juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu merupakan sendi rawan terhadap terjadinya dislokasi.
3. Bursitis, peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi yang berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada bursa subakromial di bahu dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu yang terbatas atau pada bursa antara Prosesus olekranon dan kulit (tennis elbow). Bursitis prepatelar (biasa disebut “ housemaid’s knee) mungkin terjadi akibat sering berlutut.
4. Artritis adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian, semua penyakit persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan, serta semuanya mengakibatkan derajat kepincangan yang berfariasi.
a. Artritis reumatoid adalah suatu penyakit sistematik yang menyerang jaringan ikat dengan inflamasi persendian sebagai manifestasi utama.
1. Penyakit ini mengakibatkan penebalan membrane sinovial dengan kerusakan lanjut pada kartilago artikular.
2. Walaupun masa remisi sudah berlangsung, penyakit ini cenderung menjadi kronik dan progresif.
b. Osteoartritis adalah suatu penyakit persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan dengan proses penuaan, obesitas, atau trauma persendian.
1. Gejala penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya setiap orang akan mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.
2. Kartilago hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan pada tepi-tepi artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi mengakibatkan nyeri, terutama setelah beraktivitas. Penyakit ini bukanlah penyakit yang menyababkan kepincangan, kecuali jika persendian panggul terserang.
c. Artritis Gouti, yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa adalah akibat kelainan metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat dalm persendian tertentu.
d. Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam persendian dan mengakibatkan peradangan.
1. Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi organisme penyebab gonore ke dalam sendi.
2. Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.
STRUKTUR TULANG
Merupakan jaringan ikat khusus, yang tersusun atas sel yang tertanam di dalam matriks serat organik dan ion anorganik.
Sel
- Osteoblas adalah sel yang aktif mensintesis matriks tulang. Sel ini distimulasi oleh hormon pertumbuhan.
- Osteosit adalah osteoblas dorman yang dikelilingi oleh matriks. Osteosit dapat diaktifkan kembali ketika tulang cedera.
- Osteoklas adalah sel berinti banyak yang membentuk kembali tulang dan melepaskan ion anorganik (yaitu, kalsium, fosfat) dan komponen organik. Osteoklas dirangsang oleh hormon paratiroid.
Matriks
- Matriks organik terdiri atas serat kolagen dan glikoprotein.
- Matriks anorganik terdiri atas ion, bentuk yang terbanyak adalah kalsium fosfat dalam bentuk kristal yang disebut hidroksiapatit.
PENGERTIAN OTOT ( MUSCULUS )
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang – benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu (berkontraksi).
CIRI – CIRI OTOT
a. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
b. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
c. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat relaks.
d. Elastilitas
Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang.
KLASIFIKASI JARINGAN OTOT
Otot diklasifikasikan secara struktural berdasarkan ada tidaknya striasi silang (lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali konstruksinya, volunter (sadar) atau involunter (tidak sadar), dan juga berdasarkan lokasi, seperti otot jantung, yang hanya ditemukan di jantung.
ISTILAH KHUSUS PADA JARINGAN OTOT
Organel selular yang umum jugaterdapat dalam serabut otot. Tetapi sebagian memiliki nama yang berbeda.
1. Sitoplasma disebut sarkoplasma
2. Retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma.
3. Membran plasma disebut sarkolema
a. Tubulus T adalah rangkaian tubulus transversus pada otot rangka dan jantung yang terbentuk melalui invaginasi sarkolema berbentuk seperti jari
b. Sisterna terminal adalah struktur berbentuk kantong di kedua sisi Tubulus T retikulum sarkoplasma.
c. Invaginasi Tubulus T dan sisterna terminal yang berdekatan di kedua sisinya membentuk suatu triad.
GAMBAR 2-1. “Organisasi otot. A. Otot terbentuk rilbuan sel (serabut) otot yang dlbungkus dengan lapisan jaringan ikat dan disatukan dalam kelompok-kelompok yang disebut fasikulus. B, setiap serabut otot, di bagian yang pola pitanya dapat terlihat. rnengandung miofibril. C, Setiap miofibril tarsusun dari miofilamen muosin tebal dan miofilamen aktin.
JENIS – JENIS OTOT
1. Otot Rangka adalah otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris. Dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti, yang tersusun di bagian parifer.
c. Konstraksinya cepat dan kuat.
2. Otot Polos adalah otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba. Seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
a. Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral yang terengolasi.
b. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus orang hamil.
c. Kontraksinya kuat dan lamban.
3. Otot Jantung adalah otot lurik, involunter, dan hanya ditemukan pada jantung.
a. Serabut terengolasi dan membentuk cabang dengan satu nukleus sentral.
b. Panjangnya berkisar antara 85 mikron sampai 100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
c. Diskus terinterkalasi adalah sambungan kuat khusus pada sisi ujung yang bersentuhan dengan sel-sel otot tetangga.
d. Kontraksi otot jantung kuat dan berirama.
STRUKTUR OTOT TUBUH
A. OTOT KEPALA
Otot bagian ini dibagi menjadi 5 bagian :
1. Otot pundak kepala, fungsinya sebagian kecil membentuk gales aponeurotika disebut juga muskulus oksipitifrontalis, dibagi menjadi 2 bagian :
a. Muskulus frontalis, fungsinya mengerutkan dahi dan menarik dahi mata
b. Oksipitalis terletak di bagian belakang, fungsinya menarik kulit ke belakang
2. Otot wajah terbagi atas :
a. Otot mata (Muskulus rektus okuli) dan otot bola mata sebanyak 4 buah.
b. Muskulus oblikus okuli / otot bola mata sebanyak 2 buah, fungsinya memutar mata.
c. Muskulus orbikularis okuli / otot lingkar mata terdapat di sekeliling mata, fungsinya sebagai penutup mata atau otot sfingter mata.
d. Muskulus levator palpebra superior terdapat pada kelopak mata. Fungsinya menarik, mengangkat kelopak mata atas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut / bibir dan pipi, terbagi atas :
a. Muskulus triangualis dan muskulus orbikularis oris / otot sudut mulut, fungsinya menarik sudut mulut ke bawah.
b. Muskulus quadrates labi superior, otot bibir atas mempunyai origo pinggir lekuk mata menuju bibir atas dan nasal.
c. Maskulus quadrates labi inferior, terdapat pada dagu merupakan kelanjutan pada otot leher. Fungsinya menarik bibir ke bawah atau membentuk mimik muka ke bawah.
d. Muskulus buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut. Origo pada prosesus sifoid mandibula dan insersi muskulus orbikularis oris. Fungsinya untuk menahan makanan waktu mengunyah.
4. Otot pengunyah / otot yang bekerja waktu mengunyah, terbagi atas :
a. Muskulus maseter, fungsinya mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka.
b. Muskulus temporalis , fungsinya menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang.
c. Muskulus pterigoid interus dan eksternus, fungsinya menarik rahang bawah ke depan.
5. Otot lidah sangat berguna dalam membantu panca indra untuk mengunyah, terbagi atas :
a. Muskulus genioglosus, fungsinya mendorong lidah ke depan.
b. Muskulus stiloglosus, fungsinya menarik lidah ke atas dan ke belakang.
B. OTOT LEHER
Bagian otot ini dibagi menjadi 3 bagian :
1. Muskulus platisma, terdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya menekan mandibula, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleidomstoid di samping kiri kanan leher ada suatu tendo sangat kuat. Fungsinya menarik kepala ke samping, ke kiri dan ke kanan, memutar kranium dan kalau keduanya bekerja sama merupakan fleksi kranium ke depan di samping itu sebagai alat bantu pernapasan.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis. Ketiga otot ini terdapat di belakang leher, terbentang dari belakang kranium ke prosesus spinalis korakoid. Fungsinya untuk menarik kranium ke belakang, menggelengkan cranium.
4. Muskulus Trapesius menarik bahu ke belakang ketika digunakan secara menyeluruh dan juga menarik skapula ke atas dan ke bawah, ketika bagian atas dan bagian bawah digunakan secara terpisah.
C. OTOT BAHU
Otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat akromion yang teraba dari luar.
1. Muskulus deltoid (otot segitiga), otot ini membentuk lengkung bahu dan berpangkal di bagian sisi tulang selangka lengan. Diantara otot ini dan taju besar tulang pangkal lengan terdapat kandung lendir. Fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.
2. Muskulus subskapularis (otot depan tulang belikat) Otot ini mulai dari bagian depan tulang belikat, menuju taju kecil tulang pangkal lengan, di bawah ototnya terdapat kantung lender. Fungsinya menengahkan dan memutar tulang humerus kedalam.
3. Muskulus supraspinatus (otot atas tulang belikat). Otot ini berpangkal dilekuk sebelah atas menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
4. Muskulus infraspinatus (otot bawah tulang belikat). Otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
5. Muskulus teres mayor (otot lengan bulat besar). Otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan bulat besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triseps brakii. Fungsinya bisa memutar lengan ke dalam.
6. Muskulus teres minor (otot lengan belikat kecil). Otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat dan menuju ke prosesus sifoid besar tulang pangkal lengan. Fungsinya memutar lengan keluar.
D. OTOT DADA
Terdiri atas :
1. Otot dada besar (muskulus pektoralis mayor). Pangkalnya terdapat di ujung tengah tulang selangka, korpus dan rawan kosta. Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam.
2. Otot dada kecil (muskulus pektoralis minor). Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di kosta III, IV dan V menuju prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.
3. Otot bawah selangka (muskulus subklavikula). Terdapat di antara klavikula dan ujung kosta I, bagian dada atas sebelah bawah os klavikula. Fungsinya menetapkan tulang selangka di sendi sebelah korpus dan menekan sendi bahu ke bawah dan ke depan.
4. Otot gergaji depan (muskulus seratus anterior). Berpangkal di kosta I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi yang terbanyak menuju ke bawah.
5. Otot dada sejati yaitu otot-otot sela kosta dalam.
Fungsinya mengangkat dan menurunkan kosta waktu bernafas. Otot dada bagian dalam disebut juga dada sejati, otot dada yang membantu pernafasan terdiri dari:
Ø Muskulus interkostalis eksternal dan internal terdapat di antara tulang-tuang kosta. Fungsinya mengangkat dan menurunkan tulang kosta ke atas dan ke bawah pada waktu bernafas.
Ø Muskulus diafragmatikus,merupakan alat istimewa yang di tengahnya mempunyai aponeourosis yang disebut sentrum tendieum. Bentuknya melengkung ke atas menghadap ke rongga toraks, mempunyai lobang tempat lalu aorta vena dan esophagus. Fungsinya menjadi batas antara rongga dada dan rongga perut. Kontraksi dan relaksasinya memperkecil serta memperbesar rongga toraks waktu bernafas.
D. OTOT PERUT
Terdiri dari atas :
1. Muskulus abdominis internal (dinding perut). Garis di tengah dinding perut dinamakan linea alba, otot sebelah luar (muskulus abdominis eksternal). Otot yang tebal dinamakan apeneurosis, membentuk kandung otot yang terdapat di sebelah kiri dan kanan linea itu.
2. Lapisan sebelah luar sekali dibentuk otot miring luar (muskulus obliqus eksternus abdominis). Berpangkal pada kosta V sampai kosta yang bawah sekali. Serabut ototnya yang sebelah belakang menuju ke tepi tulang panggul (Krista iliaka). Serabut yang depan menuju linea alba. Serabut yang tengah membentuk ikat yang terbentang dari spina iliaka anterior superior ke simfisis.
3. Lapisan ke dua di bawah otot di bentuk oleh otot perut dalam (muskulus obliqus internus abdominis). Serabut miring menuju ke atas dank e tengah. Apeneurosis terbagi 2 dan ikut membentuk kandung otot perut lurus sebelah depan dan belakang muskulus rektus abdominis, otot perut lurus mulai dari pedang rawan kosta III di bawah dan menuju ke simfisis. Otot ini mempunyai 4 buah urat melintang.
4. Muskulus transverses abdominis, merupakan xifoid menuju artikule ke kosta III terus ke simfisis. Otot ini membentuk 4 buah otot yang bentuknya melintang dibungkus oleh muskulus abdominis dan otot vagina.
Otot yang masuk ke dalam formasi bagian bawah dinding perut atau dindig abdominal posterior :
a. Muskulus psoas, terletak di belakang diafragma bagian bawah mediastinum, berhubungan dengan quadratus lumborum di dalamnya terdapat arteri, vena dan kelenjar limfe
b. Muskulus iliakus terdapat pada sisi tulang ilium, sebelah belakang berfungsi menopang sekum, dan sebelah depan menyentuh kolon desendens.
E. OTOT PUNGGUNG
Otot punggung (bagian belakang tubuh), otot ini di bagi menjadi 3 bagian :
a. Otot yang ikut menggerakkan lengan
1. Trapezius (otot kerudung). Terdapat di semua ruas-ruas tulang vertebra. Berpangkal di tulang oksipital. Fungsinya mengangkat dan menarik sendi bahu. Bagian atas menarik scapula ke bagian medial dan yang bawah menarik ke bawah lateral.
2. Muskulus latisimus dorsi (otot punggung lebar), berpangkal pada ruas tulang vertebra yang kelima dari bawah fasia lumboid, tepi tulang vertebra dan kosta III di bawah, gunanya menutupi ketiak bagian belakang, menengahkan dan memutar tulang pangkal lengan ke dalam.
3. Muskulus lumboid (otot belah ketupat), berpangkal dari ujung prosesus sifoid, dari tulang leher V, ruas tulang vertebra V, di sini menuju ke pinggir tengah tulang belikat. Gunanya menggerakkan tulang belikat ke atas dan ke tengah.
b. Otot antara ruas vertebra dan kosta
Otot yang bekerja menggerakkan kosta atau otot bantu pernapasan, terdiri dari dua otot yaitu :
1. Muskulus seratus inferior superior (otot gergaji belakang bawah). Terletak di bawah otot punggung lebar, berpangkal di fasia lumbodorsalis dan menuju ke kosta V dari bawah. Gunanya menarik tulang kosta ke bawah pada waktu bernapas.
2. Muskulus seratus posterior superior, terletak dibawah otot belah ketupat dan berpangkal di ruas tulang leher keenam dan ke tujuh dari ruas os vertebra yang kedua. Gunanya menarik os kosta ke atas waktu inspirasi.
c. Otot punggung sejati
1. Muskulus interspinalis transversi dan Muskulus semispinalis, terdapat di antara kiri – kanan prosesus transversus dan prosesus spina. Fungsinya untuk sikap dan pergelangan vertebra.
2. Muskulus sakrospinalis (muskulus erector spina), terletak disamping ruas tulang belakang kiri dan kanan. Fungsinya memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra dan pergerakan dari ruas os vertebra.
3. Muskulus quadratus lumborum, terletak antara krista iliaka dan os kosta, terdiri dari dua lapisan : fleksi dari vertebra lumbalis dan di samping itu juga merupakan dinding bagian belakang rongga perut.
F. OTOT PANGKAL LENGAN ATAS
a. Otot – otot ketul (fleksor):
1. Muskulus biseps braki (otot lengan berkepala 2). Otot ini meliputi dua buah sendi dan mempunyai dua buah kepala (kaput). Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekatnya disebelah luar dan yang kedua disebelah dalam. Otot itu ke bawah menuju ke tulang pengumpil. Di bawah uratnya terdapat kandung lender. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.
2. Muskulus brakialis (otot lengan dalam). Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga di tulang pangkal lengan dean menuju prosesus sifoid di pangkal tulang radius. Fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.
3. Muskulus korakobrakialis. Otot ini berpangkal di prosesus korakoid dan menuju ke tulang pangkal lengan. Fungsinya mengangkat lengan.
b. Otot kedang (ekstensor):
Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala 3)
1. Kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain.
2. Kepala dalam dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan.
3. Kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah otot yang melekat di olekrani.
Tabel 14.2 otot-otot yang menghubungkan lengan atas dengan tubuh.
Nama | posisi | Asal | insersi | Kerja |
Pektoralis mayor | Depan dada | Sternum, klavikula, dan kartilago iga-iga sejati | Humerus (lengkung bisipital) | Mengaduksi bahu, menarik lengan melewati depan dada. Rotasi internal bahu |
Latisimus dorsi | Menyilang punggung dari regio lumbal ke bahu | Torakal bawah, vertebra lumbal dan sekral serta krista iliaka | Humerus (lengkung bisipital) | Mengaduksi bahu, menarik lengan ke belakang dan ke bawah, seperti menarik lonceng dan mendayung, dan merotasi internal bahu |
Seratus anterior | Di atas sisi torak dan di bawah skapula pada punggung | Bagian depan iga ataas ke-8 | Bagian medial batas skapula | Menarik skapula ke depan, antagonis terhadap trapezius |
G. OTOT LENGAN BAWAH
1. Otot-otot kedang yang memainkan peranannya dalam pengetulang di atas sendi siku, sendi tangan, sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang radius :
a. Muskulus ekstensor karpi radialis longus
b. Muskulus ekstensor karpi radialis brevis
c. Muskulus ekstensor karpi ulnaris. Ketiga otot ini fungsinya sebagai ekstensi lengan (menggerakkan lengan)
d. Digitonum karpi radialis, fungsinya ekstensi falang kecuali ibu jari
e. Muskulus ekstensor policis, fungsinya ekstensi ibu jari
2. Otot-otot ketul yang mengedangkan sikudan tangan serta ibu jari dan meratakan radius. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :
a. Otot-otot di sebelah metacarpal. Otot-otot ini ada 4 lapis. Lapis yang pertama ke 2 di sebelah luar berpangkal di tulang pangkal lengan. Didalam lapis yang pertama terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara radius dan tulang pengumpil sendi pergelangan. Fungsinya dapat membengkokkan falang. Lapis yang ke 4 ialah otot-otot untuk sendi antara tulang radius dan tulang pengumpil. Di antara otot-otot ini di sebut :
Ø Muskulus pronator teres. Fungsinya dapat mengerjakan silang radius dan membengkokkanlengan bawah siku
Ø Muskulus Palmaris ulnaris, berfungsi mengetulkan lengan,muskulus Palmaris longus, muskulus fleksor karpi radialis, muskulus fleksor digitor sublimis,
Fungsinya fleksi jari kedua dan kelingking.: muskulus fleksor digitorumprofundus, fungsinya fleksi jari 1, 2, 3, 4: muskulus fleksor policis ingus, fungsinya fleksi ibu jari.
Ø Otot yang bekerja memutar radialis (pronator dan supinator) terdiri dari : muskulus pronator teres equadratus, fungsinya pronasi tangan : muskulus spinator brevis, fungsinya supunasi tangan.
b. Otot – otot di sebelah tulang ulna, berfungsi membengkokkan lengan di siku, membengkokkan tangan ke arah tulang ulna atau tulang radius.
c. Kedang Otot – otot di sebelah punggung atas, disebut otot kedang jari bersama yang meluruskan jari tangan. Otot yang lain meluruskan ibu jari (telunjuk). Otot – otot lengan bawah mempunyai otot yang panjang di bagian bawah di dekat pergelangan dan di tangan. Otot – otot tersebut menpunyai kandung otot.
H. OTOT – OTOT TANGAN
Di tangan terdapat otot – otot tangan pendek terdapat di antara tulang – tulang telapak tangan atau membantu ibu jari tangan (thenar) dan anak jantung tangan (hipothenar).
2.7 STRUKTUR OTOT EKSTREMITAS MANUSIA
Terdiri atas :
A. OTOT – OTOT SEKITAR ILIUM
Otot ini berasal dari tulang ilium atau kolumna vertebralismenuju ke pangkal paha.
1. Sebelah anferior bagian dalam dari ilium terdapat:
a. Muskulus psoas mayor, terbentang dari prosesus transversi lumbalis menuju trokanter minor dan iliakus
b. Muskulus iliakus, berasal dari fosa iliaka menuju trokanter minor.
c. Muskulius psoas minor, yang terletak di muka psoas mayor. Ketiga otot ini disebut juga otot iliopsoas, fungsinya mengangkat dan memutar kalkaneus ke bagian luar.
2. Sebelah posterior bagian luar terdapat :
a. Muskulus gluteus maksimus merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar ilium membentuk perineum. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan endorotasi femur.
b. Muskulus gluteus medius dan minimus, terdapat di bagian belakang dari sendiilium di bawah gluteus maksimus.gfungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius eksorotasi femur.
B. OTOT – OTOT TUNGKAI ATAS
Muskulus femoris superior, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas 3 golongan yaitu :
1. Muskulus abduktor yang terdiri dari :
a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abduktor longus sebelah luar.
Ketiga otot ini menjadi satu yang di sebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur.
2. Muskulus ekstensor (quadriseps femoris) otot kepala empat. Otot ini merupakan otot yang terbesar dari :
1. Muskulus rektus femoris
2. Muskulus vastus lateralis eksternal
3. Muskulus vastus medialis internal
4. Muskulus vastus intermedial
5. Otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang femur terdiri dari :
a. Biseps femoris, otot berkepala dua. Fungsinya membengkokkan femur dan meluruskan tungkai bawah.
b. Muskulus semi membranosus, otot yang seperti selaput. Fungsinya membengkokkan tungkai bawah.
c. Muskulus semi tendinosus, otot seperti urat. Fungsinya membengkokkan otot bawah serta memutarkan ke dalam.
d. Muskulus sartorius, otot penjahit. Bentuknya bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian femur. Fungsinya, eksorotasi femur memutar keluar pada waktu lutut mengentul, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.
C. OTOT TUNGKAI BAWAH
Terdiri dari :
1. Muskulus tibialis anterior. Fungsinya menggangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki.
2. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telinjuk ke tengah jari, jari manis dan kelingking kaki.
3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Otot – otot tersebut di paut oleh ikat melintang dan ikat silang sehinggaotot itu bisa membengkokkan kaki ke atas.otot – otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang. Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
4. Otot akiles (tendo achilles). Funfsinya meluruskan kaki di sendi kalkaneus dan membengkokkan tungkai bawah patela (muskulus popliteus).yang :
a. Berpan gkal pada kondilus fibula.
b. Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang femur. Fungsinya memutar tibia kedalam (endorotasi). Otot kentul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tibia dan ototnya manuju metatarsal dan melekat pada tuas falang. Fungsinya membengkokkan jari dan menggerakkan kaki kedalam.
5. Muskulus falangus longus. Berpangkal pada fibula, ototnya melewati falang dan melekat pada ruas falang. Fungsinya membengkokkan falang.
6. Otot tulang tibia (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada pangkal falang. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi kalkaneus dan metatarsal di sebelah ke dalam.
7. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari kaki.
FISIOLOGI OTOT
1. Pergerakan
Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh.
2.Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Otot menompang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
3.Produksi panas
Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh.
1. OTOT RANGKA
A. Organisasi
1. Otot rangka terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang disebut fasikel. Semakin besar otot, semakin banyak jumlah serabutnya.
a. Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan tersusun dari 260.000 serabut.
b. Otot kecil. Seperti stapedius dalam telinga tengah. Hanya terdiri dari 1.500 serabut.
2. Lapisan jaringan ikat fibrosa membungkus setiap otot dan masuk ke bagian dalam untuk melapisi fasikel dan serabut individual. Jaringan ini menyalurkan implus saraf dan pembuluh darah ke dalam otot dan secara mekanis mentransmisikan daya kontraksi dari satu ujung otot ke ujung lainnya.
a. Epimisium adalah jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut sampai ke fasta dalam.
b. Perimisium mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus ke dalam otot untuk melapisi berkas fasikel.
c. Endomisisum adalah jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot individual.
B. Organisasi mikroskopik serabut otot rangka.
1. Miofibril adalah unit kontrkfil yang mengalami spesialisasi, volumenya mencapai 80% volume serabut.
2. Setiap miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen tipis.
a. Miofilamen tebal terdiri terutama dari protein mmiosin. Molukel miosin disusun untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua kepala globular, mirip dengan tongkat golf berkepala dua.
b. Miofilamen tipis tersusun dari protein aktin. Dua protein tambahan pada filamen tipis adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada aktin.
3. Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan mmiofilamen
a. Pita A yang lebih gelap (anisotropik, atau mampu mempolarisasi cahaya) terdiri dari susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang-seling dengan miofilamen tipis.
b. Pita I yang lebih terang (isotropik, atau nonpolarisasi) terbentuk dari miofilamen aktin tipis, yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filamen tebal.
c. Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap menyatu di sepanjang miofibril.
d. Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen miosin yang tidak tertembus filamen tipis.
e. Garis M membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja protein penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan.
f. Sarkomer adalah jarak antar garis Z ke gaaris Z lainnya.
C. Mekanisme interaksi aktin dan miosin
1. Hipotesis sliding filament
a. Selama kontraksi, panjang miofilamen aktin dan miosin tetap sama tetapi saling bersilangan. Sehingga memperbesar jumlah tumpang tindih antar filamen.
b. Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang ke dalam pita A, mempersempit dan menghalangi pita H.
c. Panjang sarkomer (dari garis Z ke garis Z lain) memendek saat kontraksi.
d. Pemendekan sarkomer dan memperpendek serabut otot individual dan keseluruhan otot.
2. Dasar molekular untuk kontraksi
a. Molekul miosin terbentuk dari dua rantai protein berat yang identik dan dua pasang rantai ringan.
1) Bagian ekor rantai yang berat berpilin satu sama lain dengan dua kepala protein globbular, atau crossbridge, menonjol di salah satu ujungnya.
2) Crossbridge menghubungkan filamen tebal ke filamen tipis. Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat ATP, dan aktivitas ATPase (enzim yang menghidrolisis aktivitas ATP).
3) Beberapa ratus molekul miosin tersusun dalam setiap filamen tebal dengan ekor cambuknya yang saling berumpang tindih dan kepala globularnya menghadap ke ujungnya.
b. Molekul aktin tersusun dari tiga protein.
1) F- aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G- aktin yang berpilin satu sama lain.
2) Molekul tropomiosin membentuk filamen yang memanjang melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berkaitan dengan crossbridge miosin.
a) Molekul troponin berikatan dengan molekul tropomiosin dan menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin. Troponin adalah suatu kompleks yang tersusun dari :
a. Satu polipeptida yang mengikat tromopiosin
b. Satu polipeptida yang mengikat aktin
c. Satu polipeptida yang mengikat ion-ion kalsium
c. Jika kalsium (Ca++) tidak ada, tropomiosin dan troponin mencegah terjadinya ikatan antara aktin dan miosin.
d. Jika kalsium ada, maka reorganisasi trponin-tropomiosin memungkinkan terjadinya hubungan antara aktin dan miosin.
D. Kontraksi secara kimia
1. Di awal siklus kontraksi, ATP berkaitan dengan kepala miosin di sisi enzim yang menghidrolisis, ATPase.
2. ATPase memecah ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik. Keduanya tetap melekat di kepala miosin (ATP ADP + P + energi)
3. Energi yang dilepas melalui proses hidrolisis mengaktivasi kepala miosis kedalam posisi yang condong, dan siap mengikat aktin.
4. Ion-ion kalsium, yang telah dilepas retikulum sarkoplasma berikatan dengan troponin yang melekat pada tropomiosin dan aktin
5. Kompleks troponin-ion kalsium mengalami perubahan susunan yang memungkinkan tropomiosin menjauhi posisi penghalang aktinnya.
6. Sisi pengikat miosin pada aktin kemudian terbuka untuk memungkinkan terjadinya perlekatan pada sisi pengikat-aktin di kepala miosin.
7. Saat mengikat, ADP dan fosfat anorganik dilepas dari kepala miosin, dan kepala miosin bergerak dan berputar ke arah yang berlawanan untuk menarik filamen aktin yang melekat menuju pita H. Peristiwa ini disebut power strokekepala miosin.
8. Kepala miosin tetap terikatkuat pada aktin sampai sebuah molekul baru ATP melekat padanya dan melemahkan ikatan aktin dan miosin.
9. Kepala miosin terlepas dari aktin, condong kembali, dan siap untuk melekat pada aktin di sisi baru, berputar, dan kembali menarik untuk mengulangi siklus.
10. Siklus tersebut terjadi dalam ribuan kepala miosin selama masih ada stimulasi saraf dan jumlah ion kalsium serta ATP mencukupi.
11. Relaksasi otot terjadi saat stimulasi saraf berhenti dan ion kalsium tidak lagi dilepas. Ion kalsium tidak lagi kembali ke retikulum sarkoplasma dengan pompa kalsium dalam membran retikulum sarkoplasma.
12. Rigor mortis. ATP diperlukan untuk melepas miosin dari aktin. Penipisan ATP dalam otot secara total dan ketidakmampuan untuk menghasilkan lebih banyak ATP, seperti yang terjadi setelah mati, mengakibatkan terjadinya perlekatan permanen aktin dengan miosin, serta rigiditas otot.
E. Sumber energi untuk kontraksi. Karena ATP yang tersimpan dalam otot biasanya akan habis setelah sepuluh kali kontraksi, maka ATP harus dibentuk kembali untuk kelangsungan aktivitas otot melalui sumber lain.
1. Kreatin fosfat (CP), senyawa berenergi tinggi lainnya, merupakan sumber energi yang langsung tersedia untuk memperbarui ATP dari ADP
(CP + ADP ATP + kreatin)
a. CP memungkinkan kontraksi otot tetap berlangsung saat ATP tambahan dibentuk melalui metabolisme glukosa secara anaerob dan aerob.
b. CP menyediakan energi untuk sekitar 100 kontraksi dan harus disintesis ulang dengan cara memproduksi lebih banyak ATP (ATP + Kreatin ADP + CP).
c. ATP tambahan terbentuk dari metabolisme glukosa dan asam lemak melalui reaksi aerob dan anaerob.
2. Reaksi anaerob (jalur glukolisis)
a. Otot dapat berkontraksi secara singkat tanpa memkai oksigen dengan menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis anaerob, langkah pertma dalam respirasi selular.
b. Glikolisis berlangsung dalam sarkoplasma, tidak memerlukan oksigen dan melibatkan pengubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam piruvat.
c. Glikolisis anaerob berlangsung cepat tetapi tidak efisien karena hanya menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa. Glikolisis untuk memenuhi kebutuhan ATP untuk kontraksi otot dalam waktu singkat jika persendian oksigen tidak mencukupi.
d. Pembentukan asam laktat dalam glikolisis anaerob.
1) Tanpa oksigen, asam purivat diubah menjadi asam laktat.
2) Jika aktivitas yang dilakukan sedang dan singkat, persendian oksigen yang adekuat yang menghalangi akumulasi asam laktat.
3) Asam laktat berdifusi keluar dari otot dan dibawa ke hati untuk disintesis ulang menjadi glukosa.
3. Reaksi aerob (memakai oksigen)
a. Saat aktivitas berlangsung, asam piruvat yang terbentuk melalui glikolisis anaerob mengalir ke mitrokondria sarkoplasma untuk masuk dalam siklus asam sitrat (trikarboksilat) untuk oksidasi.
b. Jika ada oksigen, glukosa terurai dengan sempurna menjadi karbondioksida, air dan energi (ATP).
c. Reaksi aerob berlangsung lambat tetapi efisien. Menghasilkan energi sampai 36 mol ATP per mol glukosa.
4. Oxygen dept. Saat terjadi aktivitas berat yang singkat, penguraian ATP berlangsung dengan cepat sehingga simpanan energi anaerob menjadi cepat habis. Sistem respiratorik dan pembuluh darah tida dapat menghantar cukup oksigen ke otot untuk membentuk ATP melalui reaksi aerob.
a. Asam laktat berakumulasi, mengubah pH, dan menyebabkan keletiahan serta nyeri otot.
b. Oksigen ekstra yang harus dihirup setelah aktivitas berat disebut oxygen dept.
c. Volume yang dihirup tetap berada di volume normal sampai semua asam laktat dikeluarkan, baik dioksidasi ulang menjadi asam piruvat dalam otot disintesis ulang menjadi glukosa dalam hati.
F. Kendali saraf pada kontraksi otot rangka
1. Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik somatik, sel saraf pada modulla spinalis mentransmisi impuls ke otot rangka.
2. Ujung saraf motorik, disebut akson atau serabut saraf, menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari neuron motorik lain dalam sebuah saraf.
a. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan yang membentuk sambungan (junction) neuromuskular khusus dengan serabut otot rangka.
b. Setiap terminal akson barada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik) pada sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan.
3. Lempeng ujung motorik merupakan sambungan sebuah cabang akson saraf dan serabut otot rangka yang tidak berdekatan.
4. Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (dan cabang-cabangnya) serta semua serabut otot yang terinervasi di dalamnya.
a. Satu unit motorik dapat terdiri dari dua atau tiga serabut otot saja atau bisa lebih dari seribu serabut dalam beberapa otot besar.
b. Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neuron, semakin akurat gerakan yang dihasilkan.
1) Otot yang digunakan untuk menulis, sebagai contoh memiliki serabut otot yang lebih sedikit dalam unit motoriknya.
2) Otot postural besar yang menopang tubuh mungkin memiliki sekitar 800 serabut otot/otot motorik.
5. Terminal akson (terminal bouton) mengandung mitokondria dan banyak vesikel sinaptik kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vesikel sinaptik melepas zat transmiter asetilkolin (ACh).
a. ACn berdifusi menyeberangi celah sinaptik untuk untuk berikatan dengan resptor pada lipatan sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan yang tiba-tiba pada permeabilitas membran otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan arus balikpada polarisasi (potensial listrik) membran.
b. Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar dalam serabut otot karena kerja tubulus-T ke retikulum sarkoplasma.
Gambar 2-2. Inervasi otot rangka. A, Satu akson tunggal pada sebuah neuron motorik bercabang ke dalam sejumlah serabut otot. B, setiap percabangan akson membentuk sambungan mioneural dengan sebuahserabut C, Membran serabut otot membentuk satu tempeng ujung motorik yang menyelubungi percabangan terminal sebuah akson. Akson dipisahkan dari sarkolema oleh celah sinaptik tempat zat transmitter asetilkolin mengalir.
c. Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangan fon kalsium ke sekitar filamen tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Hal ini mengakibatkan interdigitasi aktin dan myosin serta pemendekan sarkomer.
d. Rangkaian kegiatan ini disebut rangkaian eksitasi-kontraksi
6. Jika impuls saraf terhenti maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium di tangkap kembali oleh retikulum sartoplasma, dan proses kontraksi berhenti.
7. Ach berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa milidetik. Zat ini hampir secara langsung di pecah oleh enzim kolinesterase yang dilepas dari lipatan sarkolema. Pemecahan ACH seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan memungkinkan terjadinya kontraksi berulang.
8. Otot rangka juga mengandung banyak ujung saraf sensorik.
G. Karakteristik kontraksi otot rangka. Banyak informasi mengenai kontraksi otot didapat dari preparat saraf-otot di laboratorium, biasanya berasal dari otot gastrocnemius seekor katak dengan saraf motoriknya yang masih melekat. Salah satu ujung saraf tersebut kaku dan ujung lainnya dapat digerakkan, serta melekat pada alat perekam (miogram) yang meraba dan memberikan gambaran mengenai perubahan panjang otot. Diektoda langsung diinsersi kedalam otot dan stimulus diberikan untuk memperlihatkan karakteristik dasar dari kontraksi.
1. Stimulus ambang adalah voltase listrik minimum yang menyebabkan kontraksi serabut otot tunggal.
a. Respons all-or-none serabut otot. Jika stimulus ambang telah tercapai, maka serabut otot akan merespons secara maksimal atau tidak sama sekali selama kondisi lingkungan serabut tidak berubah.
b. Dengan meningkatkan intensitas stimulus melebihi ambang batasnya tidak akan memperbesar respons serabut otot tunggal.
2. Kedutaan otot
a. Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot akan mematuhi semua hokum all-or-none, tetapi serabut yang berbeda memiliki ambang yang berbeda pula.
b. Jika stimulus meningkat derajat voltasenya, maka serabut tambahan turut merespons.
c. kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan otot ) akan terjadi saat Intensitas stimulus cukup untuk seluruh serabut.
(1) Periode laten adalah waktu antara stimulus atau peristiwa kejutan dan peristiwa mekanis kontraksi. Selama periode ini, serabut otot mengalami depolarisasi, ion kalsium dilepas, dan reaksi kimia mulai berlangsung.
(2) Periode kontraksi adalah waktu yang diperlukan otot untuk memendek.
(3) Periode relaksasi adalah waktu yang diperlukan otot untuk kembali ke panjang semula. Periode relaksasi berlangsung lebih lama dibandingkan periode kontraksi.
(4) Magnitudo respons adalah tinggi gelombang.
(5) Periode refratoris adalah waktu yang sangat singkat setelah stimulus pertama, yaitu saat otot tidak responsif terhadap stimulus kedua.
(6) Kedua otot diinduksi dalam kondisi laboratorium dan biasanya tidak terjadi dalam tubuh. Kontraksi otot ocular (kedipan mata) dengan waktu kontraksi 10 milidetik adalah contoh yang paling mendekati respons kedutan.
3. Respons otot tergradasi. Kedutan otot merupakan praktik kecil dalam gerakan tubuh, yang memerlukan pengendalian kontraksi otot denagn kekuatan bervariasi, bergabung pada kebutuhan. Keseluruhan otot merespons dalam gaya yang bergradasi terhadap frekuensi dan intensitas implus saraf ke unit motorik.
a. Sumasi gelombang. Adalah gabungan kedutan akibat stimulasi berulang. Jika stimulasi diberikan secara berturut-turut dengan cepat sehingga kontraksi kedua pada otot dimulai sebelum kontraksi pertama selesai, maka kedua kontraksi dipadukan untuk menghasilkan kontraksi yang lebih besar dan lebih lama.
(1) Kontraksi tetanik. Jika frekuensi stimulus meningkat melebihi batas reaksi otot, maka kontraksi akan bergabung menjadi kontraksi yang panjang dan kuat. Kontraksi tetanik penting dan sering terjadi dalam gerakan otot yang biasa.
(2) Di laboratorium, stimulus berlanjut yang diberikan pada otot dalam keadaan tetani akan mengakibatkan keletihan otot dan ketidak mampuan untuk mempertahankan kontraksi.
(3) Keletihan otot yang sebenarnya . Kalaupun ada jarang terjadi dalam aktivitas otot sehari - hari.
b. Sumasi unit motorik ganda terjadi jika unit – unit motorik yang berbeda dalam suatu otot, dimana setiap unit merespons pada stimulus ambang yang berbeda, telah reaktivasi. Semakin banyak unit motorik yang merespons, semakin besar kekuatan total kontraksi.
c. Aktivitas otot dalam tubuh bergradasi. Akibat pemberian frekuensi yang berbeda pada unit – unit saraf motorik dan penggunaan kedua jenis sumasi tersebut.
4. Tonus. Otot rangka dalam tubuh selalu dalam keadaan berkontraksi sebagian yang disebut tonus otot. Implus saraf dari medulla spinalis menjalar ke serabut otot untuk mempertahankan keadaan kontraksi tetanik pada sekitar 10% serabut otot dengan dasar yang tetap berotasi.
a. Derajat tonus otot bergantung pada informasi yang didapat dari reseptor otot yang disebut spindel jumlah kekuatan kontraksi dsan menghantarkan informasi ke medulla spinalis.
b. Tonus otot sangat penting pada otot postural (penopang tubuh). Tonus juga menghasilkan panas tubuh.
5. Treppe. Jika otot yang beristirahat diberikan stimulus tingkat menengah, maka kekuatan awal kontraksi akan jauh lebih lemah dibandingkan kontraksi yangf terus – menerus dan hasil miogram akan tampak seperti tangga.
a. Penyebab treppe tidak diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan peningkatan konsentrasi, atau mungkin keefektifan, dari ion – ion kalsium di sekitar miofibril.
b. Fenomena treppe iinilah yang menyebabkan semua aktifitas otot harus didahului dengan masa pemanasan, yaitu “ menggerakkan” otot yang terlibat.
6. Kontraksi isometrik dan isotonik
a. Kontraksi isometrik adalah kontraksi yang terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa harus memendek untuk memindahkan suatu beban.
(1) Aktivasi crossbridge berlangsung. Tetapi miofilamen tidak bergeser saat kontraksi isometrik berlangsung.
(2) Tegangan yang terbentuk daalm otot – otot postural berfungsi untuk mempertahankan kepala tetap bergerak dan tubuh tetap berdiri merupakan contoh kontraksi isometrik.
b. kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk mengangkat atau memindahkan suatu beban (melakukan pekerjaan).
c. Otot – otot dalam tubuh dapat berkontraksi secara isometrik atau secara isotonik. Sebagian besar kontraksi merupakan kombinasi kedua jenis kontraksi tersebut. Berjalan atau berlari, misalnya, memakai keduanya.
7. Produksi panas oleh otot. Karena otot rangka mencapai setengah dari seluruh berat tubuh, maka panas yang dihasilkan dari reaksi kimia pada kontraksi merupakan sumber utama panas tubuh dan untuk mempertahankan suhu tubuh.
8. Hubungan panjang – tegangan dalam otot. Setiap otot dalam tubuh memiliki panjang optimum sehingga daya kontraksi maksimal dapat dilakukan. Kontraksi otot paling efisien berlangsung saat tubuh dalam keadaan relaks.
a. Mekanisme sliding filamen pada kontraksi otot menggambarkan hubungan panjang tegangan dalam otot. Tegangan maksimum dapat terbuntuk saat filamen aktin tipis mulai bertumpang tindih dengan filamen miosin tebal, sehingga penggeseran dapat terjadi di sepanjang filamen aktin.
b. Jika otot meregang melebihi panjang optimumnya, maka filamen tipis tidak dapat bertumpang tindih dengan filamen tebal. Sehingga hanya ada sedikit miofilamen untuk interdigitasi aktin – miosin.
c. Jika sebuah sel otot ternyata lebih pendek dibandingkan panjang optimumnya sebelum kontraksi, maka tegangan yang terbentuk akan berkurang. Filamen aktin kemudian bertumpang tindih secara maksimal. Sehingga ruang yang tertinggal untuk berinteraksi sedikit. Filamen miosin tertekan ke garis z.
H. Jenis serabut otot. Otot rangka manusia memiliki tiga jenis serabut yang berbeda dalam kecepatan berkontraksi, resistensinya terhadap keletihan, dan kemampuan untuk menghasilkan ATP.
1. Serabut merah kedut lambat. Mengandung konsentrasi pigmen merah pernapasan yang sangat banyak, mioglobin, yang mengikat molekul oksigen untuk memfasilitasi pernapasan aerob.
a. Serabut ini berdiameter kecil, dikelilingi banyak kapiler yang menyediakan oksigen dan nutrisi, kontraksinya lambat, dan resisten terhadap keletihan.
b. Otot postural di area punggung, beradaptasi untuk melakukan aktivitas konstan dan sebagian besar tersusun dari serabut merah yang lambat.
2. Serabut putih kedut cepat tidak memiliki mioglobin, mitokondria dan kapilarnya juga lebih sedikit tetapi simpanan glikogen dan enzimnya lebih banyak. Simpanan ini meningkatkan kapasitasnya untuk melakukan glikolisis anaerob.
a. Serabut lebih tebal, mampu menghasilkan ATP dengan kecepatan tinggi, tetapi cepat letih jika simpanan glikogennya menipis.
b. Serabut putih yang cepat ini sesuai untuk melakukan aktivitas muskular yang melonjak, seperti berlari.
3. Serabut pertengahan berwarna merah. Serabut ini mengandumg mioglobin dan memiliki sifat serta resistensi keletihan tingkat menengah dibandingkan kedua jenis serabut sebelumnya.
4. Sebagian besar otot tersusun dari ketiga jenis serabut itu. Rasio serabut kedut cepat ke lambat yang mungkin ditentukan secara genetik bertanggung jawab terhadap variasi kemampuan atletik seseorang.
I. Hipertrofi dan atrofi
1. Hipertrofi otot, atau pembesaran otot, merupakan ahasil aktifitas muskular yang kuat dan berulang, bukan hasil aktifitas ringan. Jumlah serabut tidak bertambah, tetapi ada peningkatan diameter dan panjang serabut yang juga berkaitan dengan peningkatan unsur – unsur filamen.
2. Atrofi otot adalah kebalikan dari hipertrofi. Jika suatu otot tidak dipakai, maka otot tersebut akan mengecil. Pada akhirnya, serabut otot akan diinfiltrasi dan digantikan dengan jaringan fibrosa dan lemak.
II. OTOT POLOS
Otot polos memiliki sifat kimia dan mekanis yang sama dengan otot rangka, tetapi ada beberapa karakteristiknya yang khas.
A. Perbedaan miofilamen
1. Filamen miosin tebal lebih panjang dibandingkan filamen miosin tebal dalam otot rangka.
2. Miofilamen aktin tipis tidak memiliki troponin dan tropomiosin.
3. Dapat ditemukan miofilamen berukuran sedang. Miofilamen ini tidak terlibat dalam proses kontraktil, tetapi dipercaya berfungsi sebagai kerangka kerja sitoskeletal untuk menopang sel.
B. Perbedaan kontraksi
1. Walaupun aktin dan miosin berikatan di crossbridge sel otot polos, kontraksi sel – sel otot polos bergantung pada fosforilasi miosin : yaitu , saat gugus fosfat berikatan fdengan miosin.
2. Pada otot polos terdapat peningkatan konsentrasi ion kalsium yang berikatan dengan kalmodulin. Protein yang strukturnya mirip dengan troponia Ca++ / kompleks kalmodulin mengaktivasi miosin kinase, protein interseluler lain yang memfosforilasi miosin.
3. Sebagian ion kalsium dilepas dari retikulum sarkoplasma, tetapi sebagian besar kalsium masuk melalui saluran ion kalsium yang terbuka pada membran plasma.
4. Saat ion kalsium ditranspor baik menuju retikulumsarkoplasma dan keluar menyebrangi membran plasma, miosin terdefosforilasi dan otot menjadi relaks.
C. Jenis otot polos. Ada dua kategori utama otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulusi untuk berkontraksi.
1. Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil, dan pada otot erektorpili rambut.
a. Seperti otot rangka, otot polos ganda juga neurogenik, otot ini membutuhkan stimulus saraf untuk memicu konraksi.
b. Tidak seperti otot rangka, otot ini tidak memiliki sambungan neuromuscular. Cairan neurotransmitter hanya dialirkan ke dalam cairan ekstraselular yang mengelilingi sel-sel otot polos.
c. Kontraksi otot polos ganda juga dapat dipengaruhi oleh hormon dan obat-obatan tertentu.
2. Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ berongga atau visceral. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai unit tunggal.
a. Otot polos viseral adalah otot yang dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf eksternal untuk berkontraksi. Pembentukan potensial aksi mandiri tersebut merupakan hasil dari aktivitas listrik spontan.
b. Akibat daya listrik, sel-sel otot polos dalam lapisan disatukan melalui sambungan celah (gap junction) komunikasi, yang dengan cepat menyebarkan potensial aksi ke seluruh sel yang saling tehubung.
1) Sistem saraf otonom berakhir pada viseral, otot polos memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi. Sel-sel otot polos dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu jenis neurotransmitter.
2) Faktor lain yang mempengaruhi kontraksi otot polos viseral adalah hormone-hormon tertentu, metabolic local tingkat menengah yang diproduksi disekitar otot, peregangan mekanis, dan beberapa jenis obat.
III. OTOT JANTUNG
otot jantung merupakan kombinasi otot rangka dan otot polos.
A. Miofilamen disusun dalam pola pemitaan regular sehingga otot jantung berlurik.
1. Filamen aktin tipis mengandung troponin dan tropomiosin. Mekanisme aksi ion kalsiumnya serupa dengan yang terjadi otot rangka.
2. Otot jantung memiliki tubulus-T dan retikulum sarkoplasma yang terbentuk dengan baik. Otot ini berkontraksi sesuai mekanisme sliding filament.
3. Tidak seperti otot rangka, sebagian ion kalsium yang dilepas untuk memicu kontraksi berasal dari cairan intraselular. Akibatnya, otot jantumg menjadi sangat sensitive terhadap ketidakseimbangan kalsium dalam cairan tubuh.
B. Otot jantung adalah otot miogenik dan dapat memicu potensial aksinya sendiri tanpa memerlukan stimulus saraf.
1. Gap junction yang terletak pada diskus terinterkalasi saling menghubungkan sel-sel otot jantung dan meningkatkan penyebaran depolarisasi ke seluruh jantung.
2. Saraf otonom yang berakhir pada otot jantung, jika bersama hormone tertentu dapat memodifikasi frekuensi dan kekuatan kontraksi.
Bagian II : Otot Rangka Utama dan Kerjanya
1. Prinsip Dasar
a. Gerakan dihasilkan melalui otot rangka pada tulang. Sebagian besar otot dalam tubuh melekat pada satu tulang, menjangkau sedikitnya satu persebdian, dan melekat pada tulang artikulasi lainnya.
1. Ketika otot berkontraksi, pemendekan menarik otot pada tulang kearah otot lainnya pada persendian.
2. Beberapa otot tidak melekat di kedua ujung tulang. Di wajah, otot melekat pada kulit, yang bergerak saat otot berkontraksi.
b. Perlekatan dan penyusunan otot rangka
1. Origo (pangkal) otot adalah titik perlekatan yang lebih kuat pada tulang dan biasanya merupakan ujung proksimal.
2. Insersi otot adalah titik perlekatan yang lebih dapat bergerak dan biasanya merupakan ujung distal.
a) Badan otot (bagian kontraktil) adalah bagian otot antara origo dan insersi.
b) Fungsi tandingan dari origo dan insersi mungkin saja terjadi, bergantung pada gerakan. Misalnya, pektoralis mayor, yang berawal pada klavikula, sternum, dan kosta, berinsersi ke humerus dan mengaduksi lengan. Tetapi saat otot digunakan untuk menarik tubuh keatas, seperti memanjat tali, maka lengan dan tangan mengencang sementara tubuh merupakan bagian yang dapat bergerak.
3. Penyusunan tendon otot
a) Pada otot pararel, fasikulus tersusun pararel terhadap aksis longitudinal otot dan berujung pada suatu tendon pipih untuk membentuk otot menyerupai pita, seperti pada otot Sartorius.
b) Pada otot peniform, fasikulus tersusun seperti kumpulan bulu disepanjang sisi tendon otot. Otot penifor memiliki kontraksi yang sangat kuat karena seluruh daya yang dimiliki miofibers dikonsentrasikan pada tendon.
1) Pada otot unipeniform,semua fasikulus berada di salah satu sisi tendon, seperti pada otot semimembranosa.
2) Otot bipeniform memiliki fasikulus yang menyatu di kedua sisi tendon, seperti pada otot rektus tungkal.
3) Otot multipeniform memiliki fasikulus yang menyatu pada banyak tendon, seperti pada otot deltoideus.
C. Otot memberikan kekuatan, tulang berfungsi sebagai tuas (pengungkit), dan sendi berfungsi sebagai fulkrum (penumpu) dari pengungkit. Sistem pengungkit ini terdiri dari tuas, batang keras yang bebas bergerak disekitar titik tumpu yang dinamakan fulkrum , suatu objek atau beban untuk dipindah, dan sumber energy atau kekuatan (tenaga) yang memindahkan beban. Ada 3 jenis system pengungkit pada tubuh berdasarkan posisi dari komponen-komponennya:
1. Pengungkit tipe I. Fulkrum terletak di antara kekuatan dan beban, seperti pada papan jungkat-jungkit. Jenis pengungkit ini terdapat antara tengkorak dan kolumna vertebra. Saat kepala mulai mengadah, otot-otot leher memberikan kekuatan, tulang-tulang wajah menjadi beban, dan yang menjadi fulkrum adalah persendian antara tengkorak dan tulang belakang.
2. Pengungkit tipe II. Fulkrum berada di salah satu ujung, kekuatan di ujung berlawanan, dan beban di antara keduanya, seperti pada kereta beroda satu. Jenis pengungkit ini terjadi saat kaki berjinjit. Otot betis posterior memberikan kekuatan, tulang tungakai menjadi beban, dan persendian pada pergelangan kaki menjadi fulcrum.
3. Pengungkit tipe III. Fulkrum berada di salah satu ujung, beban di ujung lawannya dan tenaga di antarakeduanya, seperti pada forceps. Jenis pengungkit ini merupakan jenis paling umum dalam tubuh, dicontohkan pada fleksi lengan bawah. Otot lengan atas anterior memberikan tenaga, tulang lengan bawah dan tangan menjadi bebanya, serta persendian pada siku menjadi fulcrum.
D. Otot-otot yang menggerakkan suatu bagian tubuh biasanya tidak berada di atas bagian tersebut, tetapi terletak proksimal terhadap bagian yang bergerak. Misalnya, otot-otot yang menggerakkan lengan bawah terletak pada lengan atas, otot-otot yang menggerakkan tangan dan pergelangan berada pada lengan bawah.
E. Otot bekerja dalam kelompok, tidak sendirian. Jaringan otot yang bekerja sendirian. Beberapa otot dalam kelompok berkontraksi sementara yang lainnya relaks.
1. Penggerak utama atau agonis, adalah otot yang melakukan sebagian besar kerja untuk membentuk gerakan.
2. Sinergis atau fiksator, adalah otot yang membantu penggerak utama dengan berkontraksi pada waktu yang sama untuk membantu gerakan atau menstabilkan (fiksasi) suatu bagian, sehingga gerakan lebih efektif.
3. Antagonis, adalah otot yang berealaksasi saat penggerak utama dan sinergis berkontraksi. Otot antagonis memliki aksi yang berlawanan dan terletak di sisi yang berlawanan pada tulang.
4. Otot yang sama dapat berfungsi sebagai penggerak utama, sinergis, atau antagonis, bergantung pada gerakan. Misalnya, ketika biseps lengan, otot yang memfleksi lengan bawah, berkontraksi, maka triseps lengan atas, otot yang mengekstensi lengan bawah, berelaksasi. Jika triseps lengan atas berkontraksi, maka otot biseps lengan berelaksasi.
5. Jika penggerak utama dan sinergis distimulasi oleh system saraf untuk berkontraksi, maka otot antagonis secara refleks akan terlambat.
F. Nama otot pada dasarnya menggambarkan satu cirinya atau lebih. Otot tersebut dapat dinamakan sesuai dengan lokasi, aksi, origo, dan insersi, arah serabut, jumlah divisi, bentuk, titik perlekatan, atau ukuran, seperti contoh berikut :
a. Aksi : Fleksor jari kaki, aduktor longus, levator sudut mulut.
b. Lokasi : tibialis anterior, rektus tungkai.
c. Arah serabut :rektus tungkai, otot abdominal transverses.
d. Bentuk : deltoid, trapesius.
e. Jumlah divisi pada again kepala (origo): biseps lengan, kuadriseps.
f. Titik perlekatan : sternokleidomastoideus.
g. Ukuran : maksimum, minimum, bervis, longus.
STRUKTUR DAN KERJA OTOT
Sistem muscular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh. Otot – otot volunteer melekat pada tulang, tulang rawan, ligament, kulit, atau otot lain melalui struktur fibrosa yang disebut tendon dan aponeurosis. Serabut – cerabut otot volunteer, bersama selubung sarkolema, masing – masing tergabung dalam kumparan oleh endomisium dan di bungkus oleh perimisium. Kelompok serabut tersebut (fasikulus) digabungkan oleh selubung yang lebih padat, yang disebut epimisium dan gabungan fasikulus ini membentuk otot volunteer badan individu. Semua otot memiliki suplai darah yang baik dari arteri – arteri di dekatnya. Arteriol pada perimisium member cabang kapiler yang berjalan dalam endomisium dan melintasi serabut – serabut. Pembuluh arah da saraf memasuki otot bersama –sama di daerah helium.
Semua sel dikhususkan untuk kontraksi. Saat sel otot berkontraksi, sel tersebut akan memendek dan menarik tulang untuk menghasilkan suatu gerakan. Setiap otot rangka tersususn atas ribuan sel otot, yang juga biasa disebut serabut otot. Tergantung pada keperluan gerakan yang harus dilakukan otot, serabut otot dalam jumlah beragam berkontraksi. Misalnya, ketika memugut pensil, hanya sebagian kecil serabut otot yang berkontraksi. Jika otot perlu melakukan kegiatan yang lebih berat, misalnya mengangkut buku, akan lebih bayak serabut otot berkontraksi untuk melakukan tugas tersebut.
Otot melekat erat pada tulang melalui tendon. Tendon tersusun atas otot jaringan ikat fibrosa yang bila diingat kembali, merupakan jaringan ikat yang amat kuat dan menyatu dengan fascia yang membungkus otot dan dengan periosteum, yaitu membran jaringan ikat fibrosa yang membungkus tulang. Biasanya setiap otot memiliki setidaknya dua tendon, masing-masing melekat pada tulang yang berbeda. Bagian perlekatan otot yang tidak bergerak atau statis adalah origo, bagian pelekat yang dapat bergerak adalah insersio. Otot tersebut menyilang sendi tempat kedua tulang berhubungan, dan ketika berkontraksi, otot akan menarik pada insersionya dan menggerakkan tulang kearah tertentu.
KERJA OTOT
Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan ujung yang lain bergerak ke arah ujung yang diam tersebut (Gambar 13.1 dan 13.2). ujung yang diam disebut origo, sedangkan yang bergerak disebut insersi. Namun, kadang – kadang otot bisa digerakkan sedemikian rupa sehingga insersinya diam dan origo bergerak kea rah insersi. Misalnya otot gluteus maksimus. Origo otot ini terletak pada sacrum dan insersinya pada femur. Bila insersi bergerak ke origo, maka paha ang fleksi menjadi ekstensi. Apabila seseorang mengubah posisi dari membungkuk ke depan pada sendi pinggul menjadi berdiri tegak, maka origo bergerak kearah insersi. Susunan ini menghemat jumlah otot yang diperlukan dan penghematan lebih lanjut dilakukan dengan menempatkan otot
Gambar 13.1 Diagram yang memperlihat gerakan tulang saat otot berkontraksi.
sedemikian rupa sehingga bisa melakukan lebih dari satu kerja. Otot – otot harus melintasi sendi yang digerakkannya. Beberapa otot melintasi dua sendi dan bekerja menggerakkan keduanya, misalnya otot bisep melintasi siku dan bahu dan menghasilkan fleksi pada kedua sendi tersebut.
Otot hanya bekerja melalui kegiatan kontraksi dan kegiatan menarik. Otot tidak bisa mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek sehingga mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi lunak, tetapi tidak memanjang sampai ia teregang oleh kontraksi otot yang berlawanan kerjanya (otot antagonis).
Otot tidak pernah bekerja sendiri. Bahkan gerakan paling sederhana sekalipun memerlukan kerja banyak otot. Mengambil pensil memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, dan siku, bahkan mungkin bahu dan batang tubuh ketika badan membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan setiap otot antagonis harus rileks untuk memungkinkan gerakan yang halus tanpa sentakan. Kerja harmonis otot – otot ini disebut koordinasi otot. Setiap kerja baru yang melibatkan koordinasi memerlukan waktu dan latihan sampai kombinasi baru gerakan otot tersebut dikuasi dan setelah itu, gerakan tersebut bisa dilakukan tanpa kerja mental dan konsentrasi yang besar.
Gambar 13.2 Otot volunter yang khas rnemperlihatkan kontraksi.
Saraf sensori member ‘rasa otot’, meskipun bukan sensasi yang sangat akut, tetapi cukup untuk menginformasikan adanya kontraksi dan relaksasi pada otot. Sensasi ini tidak kentara sampai dilakukan usaha sadar untuk merelaksasi atau mengontraksi otot, yakni pada saat derajat kontraksi sebelumnya menjadi jelas. Kenormalan otot berada dalam kondisi kontraksi parsial yang dikenal sebagai tonus otot. Tonus otot inilah yang mempertahankan posisi dalam waktu lama tanpa menimbulkan kelelahan. Hal ini dimungkinkan oleh suatu mekanisme. Pada mekanismeini berbagai kelompok serabut otot melakukan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, sehingga setiap otot mempunyai kesempatan untuk beristirahat dan bekerja. Otot yang mempunyai derajat tonisitas paling tinggi pada manusia adalah otot leher dan otot punggung.
Kontraksi Otot
Komposisi otot Ø 75 % air Ø 20 % protein Ø 5 % garam mineral, glikogen, dan lemak |
Komposisi otot bisa dilihat pada kotak di atas. Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf. Impils saraf, yang bersifat elektrik, dihantar ke sel – sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot – saraf (neuromusculus junction). Impils saraf sampai ke sambungan otot – saraf yang mengandung gelembung – gelembung kecil asetilkolin. Asetilkolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolin menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga timbul kontraksi. Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energy yang didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat. Pada proses pencernaan karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot. Glikogen otot merupakan sumber panas energy bagi aktivitas otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbonhidroksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya energi. Senyawa ini disebut adenosine trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjadi adenosine disfosfat (ADP). Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak oksigen, seperti yang terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbondioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat di ubah menjadi asam laktat, yang bila menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.
Gambar 13.3 Sambungan saraf-otot.
Energi ADP lebih banyak ATP Energi ADP
ATP Energi, karbondioksida, air
Bersama oksigen
Glikogen otot+oksigen Asam Piruvat
Asam laktat kelelahan otot
Gambar 13.4 Perubahan selama kontraksi otot
Otot rangka juga dikenal sebagai otot lurik karena penampilannya lurik bila dilihat dengan mikroskop. Gambaran lurik disebabkan oleh struktur protein yang membentuk otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relative satu protein terhadap protein lain. Hal ini dideskripsikan sebagai teori pergeseran filament (sliding filamen). Myosin mempunyai tonjolan, yang dengan menggunakan energy, dapat berjalan sepanjang protein yang lain (aktin) dan dengan demikian menghasilkan kontraksi, ketika otot dirangsang oleh impuls listrik.
Selama latihan latihan yang berat banyak oksigen dibawa ke dalam otot, tetapi oksigen yang mencapai sel otot tidak mencukupi, terutama pada awal latihan. Asam laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat di dalam darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi da kedalaman mafas pun meningkat. Hal ini berlangsung terus, bahkan setelah latihan itu selesai, sampai jumlah oksigen cukup untuk
KONTRAKSI PADA OTOT
Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabilamendapat rangsangan dari luar berupa arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain. Dalam keadaan sehari-hari otot inni bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau perintahyang datang dari susunan saraf motoris.
Selaput pembungkus.Tiap otot dikelilingi oleh jaringan yang merupakan selaput pembungkus yang disebut perimisium/fasia. Fasia ini selain sebagai pembungkus otot juga berfungsi :
1. Menahan dan melindungi otot supaya otot tetap pada tempatnya
2. Tempat asal/origo dari beberapa otot
3. Tempat letaknya pembuluh darah saraf untuk jaringan otot
Diantara otot dan tulang terdapat kandung lendir yang disebut jugamukosa bursa yang di dalamnya berisilendir yang berguna untukmelicinkan otot tersebut trdapat pergeseran dengan tulang . Di samping itru juga memudahkan gerak otot terhadap kedudukan tulang.
Retikulum, adalah bagian yanmg padatdari fasia dalam dan mengikat tendo, yang berjalan melalui pergelangan mata kaki dan pergelangan tangan.
Diafragma, struktur muskulus tendonium yang memisahkan rongga toraks dengan rongga abdomen dan membentuuk lantai dari rongga tiraks atau rongga abdomen. Diafragma, muncul dari vertebra lumbalis melalui dua ruangan kurvatura dari permukaan dalam prosesus xifoid dan permukaan dalam dari 6 pasang kosta terbawah.
SERABUT OTOT – STRUKTUR MIKROSKOPIK
Sekarang kita akan melihat serabut otot lebih dekat, dan ingat bahwa ada ribuan sel berbentuk silinder dalam satu otot. Setiap serabut otot memiliki ujung saraf motoriknya sendiri ; taut neuromuskular adalah tempat neuron motorik berakhir pada serabut otot (Gmbr. 7-2). Akson terminalis merupakan pelebaran ujung neuron motorik, yang mengandung kantong neurotransmiter asetilkolin ((ACh). Membran serabut otot adalah sarkolema, yang mengandung tempat reseptor asetilkolin dan merupakan suatu non aktivator yang disebut kolinesterase. Sinaps (celah sinaps) adalah ruang kecil di antara akson terminal dan sarkolema.
Di dalam serabut otot terdapat ribuan unit kontraktil tunggal yang disebut sarkomer, yang tersusun sambung-menyambung dalam suatu silinder yang disebut miofibril. Struktur sarkomer di tunjukkan pada Gbr. 7-3 ; Garis Z adalah batas ujung sarkomer. Filamen protein miosin terletak pada bagian sentral sarkomer, dan filamen protein aktin terletak di ujung, melekat pada garis Z. Miosin dan aktin adalah protein kontraktil serabut otot. Selain itu juga terdapat protein penghambat, troponin dan tropomiosin, yang mencegah pergeseran miosin dan aktin ketika serabut otot relaksasi.
Retikulum sarkoplasma menyelubungi sarkomer, yang merupakan retikulum endoplasma sel otot. Retikulum sarkoplasma bertindak sebagai reservoir bagi ion (Ca+2) yang sangat diperlukan pada proses kontraksi.
setiap bagian serabut otot ini terlibat dalam proses kontraksi. Kontraksi dimulai saat implus saraf tiba di akson terminal dan menstimulasi pelepasan asetilkolin. Aseltikolin menghasilkan perubahan listrik (pergerakan ion-ion) pada sarkolema serabut otot. Perubahan listrik ini memulai rangkaian kejadian di dalam serabut otot yang disebut Teori Pergeseran Filamen kontraksi otot. Kita akan memulai bahasan kita dengan sarkolema.
POLARISASI SARKOLEMA
Ketika serabut otot relaksasi, sarkolema dalam keadaan polarisasi (dalam potensial istirahat), yaitu terdapat perbedaan muatan listrik antara di luar dan di dalam sel. Selama polarisasi, sisi luar sarkolema memiliki muatan positif dibandingkan sisi bagian dalam sarkolema, yang bisa dikatakan bermuatan negatif. Ion natrium (Na+) lebih banyak terdapat di luar sel ; ion kalium (K+) dan ion-ion negatif lebih banyak terdapat dibagian dalam sel.
Ion Na+ di luar sel cenderung berdifusi ke dalam sel dan pompa natrium akan memompa ion tersebut kembali keluar. Ion K+ di dalam sel juga cenderung berdifusi keluar sel, dan pompa kalium akan mengembalikannya ke dalam sel. Kedua pompa ini merupakan mekanisme transpor aktif yang membutuhkan ATP. Serabut otot menggunakan ATP untuk menjaga konsentrasi ion Na+ tetap tinggi diluar sel dan menjaga konsentrasi ion K+ tetap tinggi di dalam sel. Dengan demikian, pompa mempertahankan polarisasi dan relaksasi sampai implus saraf menstimulus perubahan.
DEPOLARISASI SARKOLEMA
Ketika suatu impuls saraf tiba di akson terminal, akan terjadi pelepasan asetilkolin, yang akan berdifusi menyebrang sinaps dan terikat pada reseptor Ach di sarkolema. Dengan demikian, asetilkolin menyebabkan sarkolema sangat permeabel terhadap ion Na+, yang akan segera masuk ke dalam sel. Hal ini akan menyebabkan sisi dalam sarkolema relatif bermuatan positif dibanding sisi luar, yang sekarang bermuatan lebih negatif. Pembalikan muatan ini dikenal sebagai depolarisasi. Impuls listrik yang dihasilkan (dikenal sebagai potensial aksi) akan menyebar sepanjang sarkolema serabut otot. Depolarisasi akan mengawali perubahan di dalam sel, yang akan menyebabkan kontraksi. Perubahan listrik yang berlokasi di sarkolema dirangkum pada tabel 7-1 dan ditunjukkan pada Gbr 7-4.
MACAM GERAK TUBUH OLEH OTOT RANGKA
Tulang dapat bergerak karena ada otot yang menggerakkannya. Itulah sebabnya tulang dikatakan sebagai alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif. Berikut ini beberapa tipe gerak tubuh yang menimbulkan oleh otot, tulang, dan persendiannya.
a. Fleksi
Fleksi merupakan gerak menekuk. Otot yang berperan menimbulkan gerak menekuk disebut otot fleksor.Misalnya, gerak menekuk pada siku, lutut,dan ruas-ruas jari.
b. Ekstensi
Ekstensi meruoakan gerak meluruskan. Otot yang berperan menimbulkan gerak meluruskan disebut otot ekstensor. Misalnya, gerak meluruskan pada lengan.
c. Abduksi
Abduksi merupakan gerak tungkai yang arahnya menjauhi garis tengah. Otot yang berperan menimbulkan gerak abduksi disebut otot abduktor.
d. Adduksi
Adduksi merupakan gerak tungkai yang arahnya mendekati garis tengah. Otot yang berperan menimbulkan gerak adduksi disebut otot adduktor.
e. Pronasi
Pronasi merupakan gerak memutar lengan sehingga metakarpal ke posterior (gerakan menelungkup). Otot yang berperan menimbulkan gerak pronasi disebut otot pronator.
f. Supinasi
Supinasi merupakan gerak memutar lengan sehingga metakarpal menengadah menghadap ke superior. Otot yang berperan menimbulkan gerak supinasi disebut otot supinator.
g. Inversi
Inversi merupakan gerak memiringkan metatarsal ke arah dalam.
h. Eversi
Eversi merupakan gerak memiringkan metatarsal ke arah luar.
i. Elevasi
Elevasi merupakangerak mengangkat suatu bagian tubuh. Misalnya, gerak membuka mulut.
j. Depresi
Depresi merupakangerak menurunkan suatu bagian tubuh. Misalnya, gerak mengatup pada mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Slonae, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Jakarta : EGC
Amk.H.syaifuddin, 2006, anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Jakarta: buku kedokteran EGC
Watson Roger, 2002, anatomi dan fisiologi untuk perawat edisi 10, Jakarta: buku kedokteran ECG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar